Sesungguhnya inti dari diri kita adalah hati atau kalbu kita sendiri.
Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat
menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa
menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia.
Andaikata
hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalani hidup ini. Kalau
hati kita ini bersih dan sehat, pikiran pun bisa menjadi cerdas.
Mengapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki, atau
keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sekali saja kita tidak suka
kepada seseorang, lambat laun kebencian itu akan memakan waktu,
menihilkan produktivitas, dan menghilangkan kebahagiaan kita. Kita akan
lelah memikirkan orang yang kita benci.
Dengan kebersiahan hati,
insya Allah otak kita akan lebih cerdas, ide lebih brilian, gagasan
lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuan berpikir
lebih cepat daripada orang lain. Namun orang yang kotor hatinaya, cuma
akan jalan di tempat. Dia akan sibuk memikirkan kekurangan orang lain,
yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadi
sempit.
Ada beberapa langkah untuk menjaga dan mengelola hati
kita, yaitu pengenalan diri, pembersihan hati, pengendalian diri,
pengembangan diri, makrifatullah, dan ikhlas. Pada hari ini kita akan
membahas mengenai langkah pertama dalam menjaga dan mengelola hati,
yaitu pengenalan diri.
Ikhitiar pembersihan hati harus dimulai
dengan upaya memahami diri dan orang lain. Tanpa pemahaman dan
pengenalan yang mendalam mustahil kita bisa terhindar dari kekotoran
hati. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa sumber dari kiat menjaga dan
mengelola hati adalah pengenalan diri.
Seseorang yang mampu
mengendalikan perasaan dan emosinya adalah orang yang bisa memahami
siapa dirinya. Jadi, tentunya kita akan bisa mengendalikan diri begitu
kita mengenalnya secara mendalam. Orang-orang yang terkadang tidak mampu
mengendalikan dirinya, itu karena mereka asing dengan diri mereka
sendiri. Lalu, bisa terjadi pada suatu waktu mereka melakukan perbuatan
maksiat sementara mereka merasa melakukannya tanpa sadar.
Untuk
mengenal diri kita tentu memulainya dari sebuah proses yang mendalam,
bukan tiba-tiba saja kita bisa memahami diri kita. Proses mendalam ini
dengan cara introsepeksi diri. Proses introspeksi diri ini tentunya bisa
berjalan efektif manakala kita mampu menata suasana hati kita.
Langkah
awal untuk mengenal diri kita adalah dengan mencermati potensi yang ada
pada diri kita. Anda adalah apa yang Anda pikirkan. Artinya, jika kita
memikirkan bahwa diri kita ini tidak berguna, maka ketidakbergunaan
itulah yang akan tetap menjadi cap diri kita. Dengan demikian,
potensi-potensi positif yang ada pada diri kita akan padam.
Kita
sering bertanya-tanya, siapa aku, untuk apa aku di dunia ini, siapa yang
menciptakan aku, apa yang bisa ku perbuat, apa kelemahanku, dan apa
kelebihanku? Jawaban atas semua pertanyaan itu akan kita peroleh dengan
mendalami hati dan medekatkan diri kepada Allah SWT. Hati sebagai pusat
kendali jasad dan otak, otak sebagai sarana pengembangan akal dan
penggerak perilaku, dan fisik yang menjadi gambaran akal dan suasana
hati. Jadi selain itu, orang lain pun dapat membantu kita untuk
mengetahui sipa diri kita. Besar hati menuai kritik dari orang lain dan
kuat hati menerima pujian.
Pada Q.S ar-rad ayat 11 :
“....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri....” Ayat ini
penegasan bahwa Allah hanya akan membiarkan suatu kaum yang terpuruk
apabila mereka tidak berniat dan berusaha berubah.
Langkah kedua
adalah fokuskanlah pada diri sendiri. Uruslah diri sendiri sebelum
mengurus orang lain. Perbaikilah diri sendir sebelum memperbaiki orang
lain. Dan bersihkanlah diri sendiri sebelum membersihkan orang lain.
Langkah
terakhir adalah ubahlah persepsi. Persepsi adalah cara pandang kita
terhadap potensi-potensi pada diri kita. Karena itu, jika kita
mempersepsikan diri kita selalu gagal dan tidak bisa diperbaiki, maka
sampai kapanpun kita tidak akan pernah sukses.
So,,reNungi lah,,"Siapa diri kita..??"
No comments:
Post a Comment