Jam

Friday, April 26, 2013

Bagaimana cara menjaga dan mengelola hati kita ???

Sesungguhnya inti dari diri kita adalah hati atau kalbu kita sendiri. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia.

Andaikata hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalani hidup ini. Kalau hati kita ini bersih dan sehat, pikiran pun bisa menjadi cerdas. Mengapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki, atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sekali saja kita tidak suka kepada seseorang, lambat laun kebencian itu akan memakan waktu, menihilkan produktivitas, dan menghilangkan kebahagiaan kita. Kita akan lelah memikirkan orang yang kita benci.

Dengan kebersiahan hati, insya Allah otak kita akan lebih cerdas, ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuan berpikir lebih cepat daripada orang lain. Namun orang yang kotor hatinaya, cuma akan jalan di tempat. Dia akan sibuk memikirkan kekurangan orang lain, yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadi sempit.

Ada beberapa langkah untuk menjaga dan mengelola hati kita, yaitu pengenalan diri, pembersihan hati, pengendalian diri, pengembangan diri, makrifatullah, dan ikhlas. Pada hari ini kita akan membahas mengenai langkah pertama dalam menjaga dan mengelola hati, yaitu pengenalan diri.

Ikhitiar pembersihan hati harus dimulai dengan upaya memahami diri dan orang lain. Tanpa pemahaman dan pengenalan yang mendalam mustahil kita bisa terhindar dari kekotoran hati. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa sumber dari kiat menjaga dan mengelola hati adalah pengenalan diri.

Seseorang yang mampu mengendalikan perasaan dan emosinya adalah orang yang bisa memahami siapa dirinya. Jadi, tentunya kita akan bisa mengendalikan diri begitu kita mengenalnya secara mendalam. Orang-orang yang terkadang tidak mampu mengendalikan dirinya, itu karena mereka asing dengan diri mereka sendiri. Lalu, bisa terjadi pada suatu waktu mereka melakukan perbuatan maksiat sementara mereka merasa melakukannya tanpa sadar.

Untuk mengenal diri kita tentu memulainya dari sebuah proses yang mendalam, bukan tiba-tiba saja kita bisa memahami diri kita. Proses mendalam ini dengan cara introsepeksi diri. Proses introspeksi diri ini tentunya bisa berjalan efektif manakala kita mampu menata suasana hati kita.

Langkah awal untuk mengenal diri kita adalah dengan mencermati potensi yang ada pada diri kita. Anda adalah apa yang Anda pikirkan. Artinya, jika kita memikirkan bahwa diri kita ini tidak berguna, maka ketidakbergunaan itulah yang akan tetap menjadi cap diri kita. Dengan demikian, potensi-potensi positif yang ada pada diri kita akan padam.
Kita sering bertanya-tanya, siapa aku, untuk apa aku di dunia ini, siapa yang menciptakan aku, apa yang bisa ku perbuat, apa kelemahanku, dan apa kelebihanku? Jawaban atas semua pertanyaan itu akan kita peroleh dengan mendalami hati dan medekatkan diri kepada Allah SWT. Hati sebagai pusat kendali jasad dan otak, otak sebagai sarana pengembangan akal dan penggerak perilaku, dan fisik yang menjadi gambaran akal dan suasana hati. Jadi selain itu, orang lain pun dapat membantu kita untuk mengetahui sipa diri kita. Besar hati menuai kritik dari orang lain dan kuat hati menerima pujian.

Pada Q.S ar-rad ayat 11 : “....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri....” Ayat ini penegasan bahwa Allah hanya akan membiarkan suatu kaum yang terpuruk apabila mereka tidak berniat dan berusaha berubah.

Langkah kedua adalah fokuskanlah pada diri sendiri. Uruslah diri sendiri sebelum mengurus orang lain. Perbaikilah diri sendir sebelum memperbaiki orang lain. Dan bersihkanlah diri sendiri sebelum membersihkan orang lain.

Langkah terakhir adalah ubahlah persepsi. Persepsi adalah cara pandang kita terhadap potensi-potensi pada diri kita. Karena itu, jika kita mempersepsikan diri kita selalu gagal dan tidak bisa diperbaiki, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah sukses.

So,,reNungi lah,,"Siapa diri kita..??"

No comments:

Post a Comment